Blogger templates

my experience about geological mapping

Geological mapping (pemetaan geologi) merupakan salah satu matakuliah yang wajib dilulusi semua mahasiswa geologi, khususnya geologi UNHAS. Kesempatan untuk dapat mengambil matakuliah ini ketika kami telah melaksanakan GEOLAP (geologi lapangan). Secara umum yang dilakukan saat pemetaan geologi, yaitu memetakan suatu wilayah secara disiplin ilmu geologi dengan memperhatikan aspek-aspek geologi yang dijumpai di lokasi pemetaan, seperti aspek geomorfologi (bentang alam, relief, topografi, dsb), aspek stratigrafi (batuan, mekanisme pembentukkannya, dsb) dan aspek struktur geologi (penciri sesar, mekanisme struktur geologi, dsb).
Pembagian lokasi pemetaan geologi dilakukan secara acak. Tidak memandang gender. Setiap kami harus bertanggungjawab atas lokasi yang telah diberikan. Pembatalan lokasi dapat dilakukan apabila seseorang betul-betul tidak sanggup lagi mencapa lokasi pemetaanya. Hal ini disebabkan oleh beberapa hal, yaitu: kesampaian lokasi penelitian yang sangat susah untuk dijangkau, tidakadanya akses transportasi ke lokasi pemetaan tersebut, lokasi pemetaan yang menjadi daerah konsevasi hutan lindung, dan beberapa faktor lainnya.

PEMETAAN GEOLOGI DI KAKI PEGUNUNGAN LATIMOJONG
Pengalaman tak terlupakan saya, ketika menemani saudaraku Desthina Baso Sakke. Lokasinya saat itu berada di sekitar Pegunungan Latimojong (pegunugan tertinggi di Sulawesi Selatan), ke Selatan relatif ke Tenggara. Saat itu kami mencoba masuk ke lokasi pemetaan melalui Daerah Compong di Kabupaten Sidrap-Sulsel. Akses menuju desa terakhir hanya dengan menggunakan ojek itu pun belum masuk ke batas lokasi pemetaan. Masih sekitar tiga kilometer jarak horizontal di peta baru masuk ke lokasi pemetaan. Mendaki gunung lewati lembah motor itu melaju. Keesokkan harinya kami pun memulai perjalanan menuju lokasi pemetaan tersebut. Jalur yang kami lalui sangatlah berbahaya. Jalan di lereng yang terjal sering dilakukan. Jalan setapak penduduk juga jarang kami jumpai, otomatis harus bersihkan jalur sendiri. Dua hari lamanya kami berjalan menuju lokasi pemetaan tersebut, namun belum juga menyentuh batas lokasi. Udara yang sangat ekstrim dinginnya, banyak pacet sepanjang perjalanan, hujan yang semakin mendekat ke musimnya ditambah persediaan makanan yang semakin berkurang membuat kami berkeputusan untuk segera meninggalkan lokasi tersebut dengan harapan memperoleh lokasi baru yang lebih manusiawi untuk saudaraku yang saat itu sudah turun mesin. Lokasi ini berkesan karena sudah saya bayangkan, pasti tidak dapat dimasuki.

PEMETAAN GEOLOGI DI LANYING KABUPATEN BANTAENG
Selanjutnya pengalaman tak terlupakan saya, ketika menemani Thresna Anastasia-ku. Lanying sebenarnya menjadi kunjungan yang kedua kalinya untuk memastikan data geologi yang diambil telah lengkap. Sebenarnya lokasi ini secara keseluruhan lumayan ekstrim, hanya untungnya bagian Utara dari Lanying merupakan lokasi pendakian menuju ke Gunung Lompobattang, salah satu yang tertinggi juga di Sulawesi Selatan, sehingga jalurnya cukup jelas. Lanying sendiri karena masih merupakan dusun, sehingga saat itu diputuskan untuk didatangi pada kali kedua. Lanying terletak di ketinggian + 1600 mdpl. Udara yang sejuk sudah pasti menemani aktivitas keseharian warga sekitar. Suasana dusun semakin terlihat indah, karena Lanying merupakan perkebunan sayur. Hampir 80% lokasi ini ditanami oleh sayur, seperti wortel, kentang, kol, sawi, stroberi, apel, bawang dan beberepa tumbuhan lain yang hidup di tempat yang berudara sejuk. Lokasi ini berkesan karena bisa menemani orang yang pernah saya kasihi ke lokasi pemetaan geologinya, hehehehehehehe... (berlalu sudah)

Gambar saat berada di kebun sayur

Gambar saat mencari singkapan

Gambar situasi camp

Gambar kebun sayur di Daerah Lanying

Gambar Nina lagi mencari rumput, mau kasih makan Stef

Gambar yang punya lokasi pemetaan

0 komentar:

Posting Komentar